Dulunya, absensi karyawan manual menggunakan metode tanda tangan di atas secarik kertas. Metode ini dipakai selama bertahun – tahun untuk menghitung kehadiran karyawan dan berkaitan dengan upah kerja. Namun, seiring waktu rupanya absensi karyawan secara manual menimbulkan banyak masalah baru.
Yang paling rentan adalah penyalahgunaan tanda tangan palsu atau yang dikenal dengan “titip absen”. Kecurangan ini membuat perusahaan merugi waktu dan biaya, karena meskipun karyawan datang terlambat, tetap saja absensi karyawan manual tidak dapat mendeteksinya. Perusahaan harus mulai menyadari bahwa banyak masalah yang akan sering ditemui jika tetap menerapkan sistem absensi karyawan manual. Berikut di antaranya:
1. Mengurangi Produktivitas Karyawan
Perusahaan membayar karyawan untuk bekerja dalam hitungan jam. Dengan sistem absensi manual, perusahaan tidak bisa mengetahui apakah karyawan berlaku jujur atau tidak karena terkendala dengan masalah “titip absen”.
Berbeda dengan sistem absensi online yang memiliki fungsionalitas dan fitur canggih. Perusahaan dapat mengawasi dan mengetahui apa saja kinerja para karyawan dan tugas setiap individu serta berapa lama masing – masing tugas bisa diselesaikan.
2. Biaya Penggajian Membengkak
Setiap perusahaan menggunakan sistem absensi sebagai acuan untuk menghitung upah karyawan. Tetapi, bila sebenarnya karyawan tidak masuk kerja atau terlambat, tentunya ada penghitungan karyawan yang berbeda. Setidaknya, hal ini akan sangat berdampak pada pengeluaran biaya penggajian setiap bulan. Sebagai contoh, sistem absensi online akan mencatat kehadiran karyawan yang terlambat atau lembur untuk diintegrasikan dengan sistem payroll.
3. Kecurangan dan Penyalahgunaan Jam Waktu
Masalah lain yang sering ditutupi sistem absensi karyawan manual adalah titip absen dan orang lain yang membuat tanda tangan palsu. Hanya dengan sistem absensi online yang otomatis, perusahaan dapat menghapus tindak kecurangan yang dilakukan pegawai. Karyawan tidak bisa memalsukan login, sehingga dari sisi biaya juga lebih efisien ketimbang membayar jam kerja karyawan yang sebenarnya tidak bekerja atau curang.
4. Boros Kertas
Masalah lain dari sisi penggunaan kertas, pulpen dan peralatan tulis kantor tentunya akan membutuhkan biaya besar. Setiap hari setidaknya dibutuhkan beberapa puluh lembar kertas. Ditambah lagi, pulpen dan tinta untuk menulis. Hal ini tentu tidak sejalan dengan keinginan perusahaan yang selalu ingin efisiensi biaya dan kepraktisan.
5. Kesalahan Data
Pencatatan absensi karyawan manual atau berbasis kertas membutuhkan banyak tenaga dan waktu untuk merekap. Setelah karyawan tanda tangan dan mencatat jam kerjanya, biasanya tim HR atau manajemen perusahaan akan merekap ulang dimasukkan dalam komputer dan menginput semua data satu per satu.
Karena mengandalkan sistem manual, tentunya akan sangat rentan terjadi kesalahan atau manipulasi data akibat sistem manual. Belum lagi, jika ada karyawan yang sakit atau tidak masuk, tidak ada yang bertugas untuk memasukkan data sehingga sulit untuk merekapnya.
***
Begitu banyak masalah yang bisa muncul jika perusahaan masih menerapkan absensi karyawan lama atau secara manual. Tugas – tugas departemen tidak seimbang karena data karyawan yang dibutuhkan harus direkap dahulu yang memakan waktu lama dan tenaga.
Saatnya, perusahaan Anda meningkatkan aplikasi absensi karyawan yang lebih efektif untuk memaksimalkan produktivitas. dapat mempermudah manajemen, khususnya HRD dalam mengelola jadwal kerja karyawan yang tentunya memiliki dinamika yang tinggi serta pola kerja yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan karyawan.
Aplikasi Absensi Karyawan ini meliputi kalender, Time Group, Schedule Exception, Leaves, Permission Request, Leave Request, Overtime Request, Timesheet, Time Definition, Unprocessed Time Sheet, Processed Time Sheet.
Manfaatkan fitur sistem kehadiran atau aplikasi absensi karyawan dari platform LinovHR. Uji coba sekarang, secara gratis!
Lewat Sini -> https://www.linovhr.com/#/request-free-trial